KOMPAS.com - Sebuah penelitian Amerika Serikat menunjukkan, masyakarat yang tinggal di dekat restoran cepat saji cenderung memiliki pola diet yang tidak sehat. Hal itu adalah kesimpulan para ahli dari University of North Carolina setelah meneliti lebih dari 5.000 orang dewasa berusia antara 18 dan 30 tahun yang dilibatkan dalam riset penyakit jantung.
Para peneliti menemukan, di antara mereka yang berasal dari kelompok berpenghasilan rendah, tingkat konsumsi makanan cepat saji terkait erat dengan ketersediaan gerai dan restoran cepat saji di daerah mereka. Mereka yang bermasalah dengan pola dietnya, rata-rata memiliki jarak rumah dan restoran cepat saji hanya sekitar 1-3 km.
Uniknya, walaupun di sekitar mereka terdapat supermarket yang menawarkan pilihan menu lebih sehat, namun hal itu tampaknya tak memengaruhi individu dalam mengonsumsi makanan cepat saji.
Seperti yang dipublikasi dalam jurnal Archives of Internal Medicine, peneliti menyarankan perlunya suatu strategi alternatif untuk mempromosikan perubahan perilaku makan yang sehat di kalangan masyarakat.
Victoria Taylor, salah seorang pakar diet dan kesehatan jantung menilai temuan itu tidaklah mengherankan. Menurutnya, mereka yang berada di kelompok sosial ekonomi rendah lebih mungkin mengalami penyakit jantung. Oleh sebab itulah, peran perencanakan dan rancangan tata kota juga memberi pengaruh terhadap kualitas kesehatan warganya.
Para peneliti menemukan, di antara mereka yang berasal dari kelompok berpenghasilan rendah, tingkat konsumsi makanan cepat saji terkait erat dengan ketersediaan gerai dan restoran cepat saji di daerah mereka. Mereka yang bermasalah dengan pola dietnya, rata-rata memiliki jarak rumah dan restoran cepat saji hanya sekitar 1-3 km.
Uniknya, walaupun di sekitar mereka terdapat supermarket yang menawarkan pilihan menu lebih sehat, namun hal itu tampaknya tak memengaruhi individu dalam mengonsumsi makanan cepat saji.
Seperti yang dipublikasi dalam jurnal Archives of Internal Medicine, peneliti menyarankan perlunya suatu strategi alternatif untuk mempromosikan perubahan perilaku makan yang sehat di kalangan masyarakat.
Victoria Taylor, salah seorang pakar diet dan kesehatan jantung menilai temuan itu tidaklah mengherankan. Menurutnya, mereka yang berada di kelompok sosial ekonomi rendah lebih mungkin mengalami penyakit jantung. Oleh sebab itulah, peran perencanakan dan rancangan tata kota juga memberi pengaruh terhadap kualitas kesehatan warganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
jangan lupa ya kasih komentar artikel ini ^^