Poster Syariah Mulai Marak di Inggris

"Kami akan menuju semua area ini dan menerapkan zona syariah kami disana."

VIVAnews - Umat Islam fanatik di Inggris merilis poster kampanye untuk disebar di seluruh negeri. Poster tersebut disebar di area yang diklaim akan menjadi tempat penegakan hukum syariah.

Dilansir dari laman Daily Mail, Kamis, 28 Juli 2011, poster berwarna kuning menyolok tersebut bertuliskan: 'Anda sedang memasuki zona Syariah - penegakan hukum Islam'.
Di bawah tulisan  berhuruf kapital tersebut terdapat rambu-rambu berisi hal-hal yang dilarang, yaitu perjudian, konser musik, obat-obatan atau rokok, pornografi dan pelacuran, serta alkohol.

Anjem Choudary, pemimpin kelompok Islam militan Islam4UK,  mengaku bertanggung jawab atas penyebaran poster yang sudah mulai menghiasi jalan-jalan kota London. Upaya itu, kata dia, untuk memberi pembeda yang jelas antara wilayah masyarakat muslim dan non muslim Inggris, serta menyebarkan benih Islam di antara masyarakat Inggris yang sekuler.

"Ada 25 area di seluruh penjuru negeri yang ditandai pemerintah sebagai area dimana kekerasan militan menjadi masalah utama. Kami akan menuju semua area ini dan menerapkan zona syariah kami disana," kata Choudary.
Menurut dia, ini adalah cara terbaik menghadapi segala hal buruk dalam kehidupan yang sering ditemui di Inggris, seperti prostitusi dan mabuk-mabukan.

Kepolisian Inggris kini sedang bekerjasama dengan pemerintah setempat untuk membersihkan kota dari poster-poster tersebut serta mengidentifikasi para penempel poster melalui CCTV.
"Orang-orang tidak seharusnya memiliki persepsi yang salah mengenai lingkungan kami, akibat ulah sekumpulan orang berpikiran sempit yang seenaknya saja main tempel. Mereka bahkan tidak tinggal di sini," kata kepala daerah Waltham Forest, Chris Robbins.

James Brandon, seorang aktivis anti kaum militan, mengatakan, "Kelompok ini tidaklah merepresentasikan keseluruhan Muslim Inggris. Bagus sekali jika polisi memutuskan menyidik mereka. Penyebaran poster ini memiliki potensi besar memecah belah masyarakat dan membuat mereka marah."
• VIVAnews